BUDAYA SENSOR MANDIRI
Apa Itu Budaya Sensor Mandiri?
Budaya sensor mandiri berarti, kita
sebagai orangtua dan orang dewasa, aktif memilih tayangan mana yang dapat
ditonton atau tidak dapat ditonton oleh anak kita. Tayangan mana yang boleh
ditonton tetapi membutuhkan bimbingan orangtua.
Tentunya anda masih
ingat ketika dahulu acara di televisi selalu ada kategori usia di pojok bawah,
seperti BO (Bimbingan Orangtua).
Seharusnya orangtua memberi batasan tontonan anak bila memang tidak ada
pendamping di rumah yang bisa dimintai tolong.
Sayangnya, jarang
ada orangtua yang mau seribet itu dalam memilah milah tayangan baik dari
televisi maupun bioskop. Di sinilah pentingnya kesadaran orangtua dalam
pendidikan anak. Mungkin sebagian besar orangtua tidak menyadari bahkan tidak
percaya bahwa tontonan itu bisa sangat mempengaruhi anak, apalagi bila usia mereka
masih kecil. Padahal, anak akan otomatis meniru, dan alam bawah sadarnya juga
akan terus mengingat.
Mengapa ada sensor?
Mungkin beberapa film jika dipotong
adegan yang kurang pantas/dianggap tabu, maka akan tidak enak ditonton. Secara
estetika akan membuat alur jadi membingungkan, dan tidak semua pembuat film
terima dengan pemotongan adegan yang mempengaruhi jalan cerita. Tapi hal
tersebut tentunya tidak membuat LSF gentar untuk melakukan sensor.
Perlu diperjelas
bahwa, budaya sensor mandiri ini bukan berarti LSF lepas tangan. LSF
tetap melakukan sensor sebelum sebuah film diluncurkan. oh ya, untuk sensor
acara televisi, merupakan tugas dan tanggung jawab KPI ya (Komisi Penyiaran
Indonesia), bukan LSF. Jadi kalau ada adegan tak senonoh atau merokok misalnya,
atau ada anggota tubuh pemain sinetron yang diblur misalnya, nah itu yang melakukan
adalah KPI. LSF sendiri lebih kepada film yang beredar di Indonesia.
Bagaimana
cara efektif budaya sensor mandiri?
- Sesuaikan film dengan kategori usia anak
- Tonton dulu film yang sesuai kategori usia anak, sebelum mengajaknya atau membolehkannya menonton.
- Dampingi anak saat menonton film.
- Diskusikan film setelah menonton
Maka dari itu, ada baiknya kita mulai budaya sensor
mandiri. Artinya kita mulai dari diri sendiri memilah dan memilih tontonan yang
baik. Tontonan yang baik tentu saja tontonan yang dapat diambil manfaatnya dari
yang kita lihat tersebut. Kemudian apabila ada anak-anak kita yang menonton
televisi, ada baiknya pula didampingi. Mendampingi dalam artian turut
menjelaskan pada anak tentang hal-hal yang ditampilkan itu. Secara tidak
langsung anak dengan sendirinya akan punya “daya sensor” sendiri tentang
hal-hal yang ditontonnya
Apalah artinya Lembaga Sensor Film (LSF) bekerja
keras menyeleksi dan menyensor bagian-bagian terlarang di film atau di TV kalau
yang menonton dan menyaksikan tidak sesuai dengan usianya. Jadi ayo kita
lakukan budaya sensor mandiri.
#AYOSENSORMANDIRI
Play Blackjack online | LuckyClub
BalasHapusBlackjack online is a new card game from luckyclub.live LuckyClub, a unique and original casino that is a very popular and enjoyable experience. You can win real money here
The best free bet apps & sports picks - Dr.MCD
BalasHapus› app 광양 출장샵 › 김천 출장안마 sports-betting-apps › app › 서귀포 출장마사지 sports-betting-apps Nov 12, 2021 강원도 출장샵 — Nov 김포 출장마사지 12, 2021 The best free bet apps & sports picks · 1. DraftKings: $200. DraftKings Bonus: $1,000 · 2. FanDuel: $1,000 · 3. DraftKings: $10,000 · 4. DraftKings: $3,000 · 5. Caesars